Bubble tea memang enak, tapi apakah baik untuk kesehatan?

LSA
4 minute read
0

 Bubble Tea saat ini menjadi minuman yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, banyak orang yang rela mengantri untuk menikmati minuman kekinian ini.  



 Bubble Tea adalah minuman Taiwan yang  populer sejak tahun 1990-an. Minuman ini mengandung teh yang dapat memiliki rasa buah, sirup, susu dan busa hitam yang ditambahkan ke bagian bawah gelas. 

 Gelembung atau boba dalam minuman ini terbuat dari mutiara tapioka, sejenis makanan tradisional yang menyerupai cincau. Gelembung ini diolah dengan cara direbus dan dicampur dengan gula merah hingga membentuk bola-bola berwarna gelap yang manis, lembut, dan kenyal saat dikunyah.

 Bahan Teh Tapioka 

 Bubble tea adalah minuman manis yang banyak mengandung  gula. Topping seperti sirup, susu, perasa teh, jelly dan custard sering ditambahkan  dan cenderung tinggi gula, lemak dan kalori. 

 Tapioka kering, bahan utama minuman ini, juga tinggi kalori tetapi kekurangan vitamin, protein, dan serat. Satu porsi standar (sekitar 475 ml) dari 

 Tapioka Milk Tea mengandung sekitar 38 gram gula dan 350-500 kalori. 

 Total kalori dalam satu cangkir bubble tea  melebihi batas asupan gula yang direkomendasikan  American Heart Association yaitu 150 kalori per hari untuk pria dewasa dan 100 kalori per hari untuk wanita dewasa. 

 Efek terlalu banyak minum bubble tea 

 Konsumsi bubble tea yang berlebihan atau  sering memiliki beberapa efek kesehatan yang merugikan, termasuk: 

 Menyebabkan penambahan berat badan 

 Sirup dan pemanis lainnya dalam bubble tea memiliki  kalori yang tinggi, belum lagi kalori dari lemak dalam susu. Semua ini dapat meningkatkan berat badan,  kolesterol, dan trigliserida. Konsumsi bubble tea yang sering  tidak menutup kemungkinan terjadinya obesitas.

 Peningkatan risiko terkena penyakit tertentu 

 Minuman tapioka yang berlemak dapat meningkatkan kolesterol dalam darah Anda jika Anda sering mengonsumsinya. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko  penyakit jantung dan stroke. 

 Selain itu, jumlah gula yang tinggi dalam teh gelembung meningkatkan risiko  resistensi insulin,  menyebabkan diabetes tipe 2, dan meningkatkan risiko  asam urat. 

 menyebabkan gangguan pencernaan 

 Gelembung dalam teh tapioka terbuat dari  tapioka. Mutiara tapioka ini terkadang mengandung zat tambahan yang disebut guar gum. Guar gum membantu mutiara tapioka  menempel dan membengkak saat direndam dalam air. Dalam kasus yang sangat jarang, guar gum juga dikatakan  menyumbat saluran pernapasan dan pencernaan. 

 Selain itu, proses pembusaan yang tidak tepat juga dapat menyebabkan keracunan. Mutiara tapioka diperoleh dari singkong, yang diolah dengan cara diuapkan  hingga menghasilkan tepung yang siap dibentuk menjadi bola mutiara.

Meskipun demikian, tidak ada laporan  bahwa konsumsi bubble tea dapat menyebabkan keracunan sianida.

 Tips Menjaga Bubble Tea  Tetap Sehat 

 Untuk menghindari efek kesehatan yang merugikan, Anda harus membatasi konsumsi teh bubble. Saat membeli bubble tea, pilih ukuran gelas yang paling kecil. Juga, minta  penjual untuk mengurangi jumlah gula, busa, topping lain seperti jeli atau custard. 

 Bubble Tea adalah salah satu pelepas dahaga favorit saya. Namun sekali lagi, konsumsi minuman ini harus dibatasi karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan, mohon konsultasikan ke dokter.

Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)