Bubble Tea saat ini menjadi minuman yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, banyak orang yang rela mengantri untuk menikmati minuman kekinian ini.
Bubble Tea adalah minuman Taiwan yang populer sejak tahun 1990-an. Minuman ini mengandung teh yang dapat memiliki rasa buah, sirup, susu dan busa hitam yang ditambahkan ke bagian bawah gelas.
Gelembung atau boba dalam minuman ini terbuat dari mutiara tapioka, sejenis makanan tradisional yang menyerupai cincau. Gelembung ini diolah dengan cara direbus dan dicampur dengan gula merah hingga membentuk bola-bola berwarna gelap yang manis, lembut, dan kenyal saat dikunyah.
Bahan Teh Tapioka
Bubble tea adalah minuman manis yang banyak mengandung gula. Topping seperti sirup, susu, perasa teh, jelly dan custard sering ditambahkan dan cenderung tinggi gula, lemak dan kalori.
Tapioka kering, bahan utama minuman ini, juga tinggi kalori tetapi kekurangan vitamin, protein, dan serat. Satu porsi standar (sekitar 475 ml) dari
Tapioka Milk Tea mengandung sekitar 38 gram gula dan 350-500 kalori.
Total kalori dalam satu cangkir bubble tea melebihi batas asupan gula yang direkomendasikan American Heart Association yaitu 150 kalori per hari untuk pria dewasa dan 100 kalori per hari untuk wanita dewasa.
Efek terlalu banyak minum bubble tea
Konsumsi bubble tea yang berlebihan atau sering memiliki beberapa efek kesehatan yang merugikan, termasuk:
Menyebabkan penambahan berat badan
Sirup dan pemanis lainnya dalam bubble tea memiliki kalori yang tinggi, belum lagi kalori dari lemak dalam susu. Semua ini dapat meningkatkan berat badan, kolesterol, dan trigliserida. Konsumsi bubble tea yang sering tidak menutup kemungkinan terjadinya obesitas.
Peningkatan risiko terkena penyakit tertentu
Minuman tapioka yang berlemak dapat meningkatkan kolesterol dalam darah Anda jika Anda sering mengonsumsinya. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, jumlah gula yang tinggi dalam teh gelembung meningkatkan risiko resistensi insulin, menyebabkan diabetes tipe 2, dan meningkatkan risiko asam urat.
menyebabkan gangguan pencernaan
Gelembung dalam teh tapioka terbuat dari tapioka. Mutiara tapioka ini terkadang mengandung zat tambahan yang disebut guar gum. Guar gum membantu mutiara tapioka menempel dan membengkak saat direndam dalam air. Dalam kasus yang sangat jarang, guar gum juga dikatakan menyumbat saluran pernapasan dan pencernaan.
Selain itu, proses pembusaan yang tidak tepat juga dapat menyebabkan keracunan. Mutiara tapioka diperoleh dari singkong, yang diolah dengan cara diuapkan hingga menghasilkan tepung yang siap dibentuk menjadi bola mutiara.
Meskipun demikian, tidak ada laporan bahwa konsumsi bubble tea dapat menyebabkan keracunan sianida.
Tips Menjaga Bubble Tea Tetap Sehat
Untuk menghindari efek kesehatan yang merugikan, Anda harus membatasi konsumsi teh bubble. Saat membeli bubble tea, pilih ukuran gelas yang paling kecil. Juga, minta penjual untuk mengurangi jumlah gula, busa, topping lain seperti jeli atau custard.
Bubble Tea adalah salah satu pelepas dahaga favorit saya. Namun sekali lagi, konsumsi minuman ini harus dibatasi karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan, mohon konsultasikan ke dokter.